Rabu, 11 Januari 2012

jamur untuk kalangan ningrat


makanan kaum ningrat
Tahukah anda,ternyata jamur bukan barang baru bagi manusia. Pada 3 milenia silam, istana kaisar Jepang, China, dan Korea menjadikan jamur hutan sebagai menu super elite bagi kalangan ningrat. Ganjaran pedih menanti masyarakat biasa yang berani memetik jamur di hutan, apalagi mengkonsumsi. Masyarakat Romawi, Yunani, Inca, dan Aztec percaya konsumsi jamur bisa membangkitkan kekuatan super dan memberikan tenaga lebih. Pada masa itu, mereka mengkonsumsi jamur yang muncul di permukaan kayu yang lapuk termakan usia.

Kisah budidaya jamur berawal saat bangsa China sukses mengembangbiakkan jamur kuping Auricularia auricula pada 700 M. Selang 3 abad, menyusul jamur shiitake Lentinula edodes. Sebuah relief di katedral St Vitus, Praha, Ceko, mengabadikan keluarga kerajaan yang berpesta-pora dengan menyantap jamur tiram. Namun, jamur tiram Pleorotus ostreatus justru yang paling belakangan. Jamur bertudung putih - mirip tiram laut - itu baru berhasil dibudidaya pertengahan 1900-an.
Bontot tak identik anak bawang. Pada 1997 - 2002, produksi jamur tiram dunia mencapai 3 besar dunia setelah jamur merang dan shiitake. Jumlah total mencapai 14% total produksi jamur dunia. Indonesia turut berperan dalam perkembangan jamur tiram.
Berita bagusnya, kendatipun di jaman dahulu jamur hanya beredar di kalangan menengah ke atas ternyata di zaman sekarang usaha budidaya jamur tiram dapat dilakukan oleh kalangan menengah kebawah. Salah satu penyebabnya adalah karena media dasar dari jamur tiram berasal dari limbah penggergajian kayu yang banyak tersebar dan belum di manfaatkan. Begitu juga peralatannya juga bisa dilakukan dengan menggunakan barang bekas yang sudah tidak di manfaatkan lagi semacam botol bekas dll.

share on facebook

0 komentar:

Posting Komentar